JELAJAH KALIMANTAN , Banjarmasin - Kronologi tragedi kejadian dan korban , Sumber sepenuhnya di ambil di laman Wikipedia
Kerusuhan di Banjarmasin yang terjadi pada tanggal 23 Mei 1997 menjadi tragedi kelam Kota Banjarmasin , dan sejak kejadian inilah pemerintahan Orde Baru saat itu runtuh , 23 Mei 1997 merupakan hari kampanye putaran terakhir partai PPP menyusul kampanye Golkar. Jadi untuk kalian tau pada tahun 1997 di Indonesia akan melakukan Pemilu ( Pemilihan Umum ) Presiden yang diisi oleh 3 calon Partai yakni Partai Golkar , Partai PPP, dan Partai PDI. Pemilu ini akan dilaksanakan pada tanggal 29 Mei 1997 dan 23 Mei 1997 merupakan hari kampanye akbar digelar setelah sesudah nya partai yang ber kampanye melakukan minggu tenang
23 Mei 1997 berlangsung putaran terakhir masa kampanye Pemilu 1997 dan bertepatan dengan hari Jumat, yang secara kebetulan merupakan hari kampanye Golkar. Menurut rencana semula, setengah hari kampanye diawali dengan kampanye simpatisan berupa pendekatan kepada kalangan bawah dengan menyasar buruh, tukang ojek, dan tukang becak. Kemudian, setengah hari berikutnya, usai salat Jumat, kampanye akan dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat di Lapangan Kamboja. Pada acara tersebut akan hadir Menteri Sekretaris Kabinet Saadilah Mursjid, Ketua MUI Kiai Hasan Basri, dan beberapa artis-artis ibu kota. Rencana itu tidak pernah terwujud, karena yang terjadi kemudian adalah malapetaka berupa kerusuhan massal
Hingga tengah hari, semua kegiatan di tengah kota Banjarmasin masih berjalan normal. Begitu pula di mal terbesar di Banjarmasin kala itu Mitra Plaza, yang kemudian berubah sekejap menjadi pusat kerusuhan.
Mulai sekitar pukul 9.00, kegiatan kampanye sudah semarak, warna kuning ada di mana-mana. Golkar membagi-bagikan saputangan bergambar beringin dan bekal nasi bungkus, masing-masing berjumlah 10 ribu. Sasaran kampanye ini ialah para buruh, tukang becak, tukang ojek. Pada sekitar pukul 11.00 kampanye membagi-bagikan nasi bungkus dan saputangan usai dengan tenang.
Pada sekitar pukul 12.00 atau tengah hari, umat Islam menjalankan ibadah salat Jumat. Sewaktu ibadah berlangsung, sebagian massa kampanye Golkar, yang umumnya terdiri dari anak-anak muda dan remaja, masih ber kampanye. Mereka berputar-putar keliling kota dengan menaiki sepeda motor. Banyak di antara sepeda motor itu knalpot nya di copoti, dan suara raungan geber - geber mesin motor dirasa sangat mengusik ketenangan mereka yang sedang beribadah. Puncaknya, ketika arak-arakan sepeda motor tersebut melewati Masjid Noor di Jalan Pangeran Samudera. Masjid ini merupakan basis Partai Persatuan Pembangunan. ketika massa yang akan berkampanye itu melintas, jemaah salat Jumat yang meluber sampai ke jalan itu masih sedang membaca doa. Sebenarnya Polantas sudah berusaha mengadang massa Golkar. Namun Satgas Golkar bersikeras untuk melewati jalan itu. Alasan mereka adalah salat Jumat nya hanya tinggal membaca doa.Kemarahan jemaah dengan cepat menyebar seusai salat Jumat dan sampai ke telinga penduduk di berbagai sudut kota Banjarmasin lainnya.
Usai salat Jumat, terjadilah kerusuhan di depan kantor DPD Golkar Kalsel. Kabar itu segera tersiar dan massa berdatangan tanpa bisa dibendung. Mereka akhirnya bentrok dengan Satgas Golkar, Karena massa terlalu banyak, Satgas Golkar terpaksa mencari jalan selamat. Namun akibatnya, ada enam mobil peserta kampanye Golkar yang dibakar.
massa yang entah datang dari mana menyerbu dengan membawa senjata beraneka macam dan berlarian kearah Taman Kamboja tempat kampanye Golkar berlangsung . Di sepanjang jalan, semua bendera, spanduk, umbul-umbul Golkar diturunkan dan dibakar. Di sana, mereka bergabung dengan massa penyerbu yang mula-mula muncul di pinggir lapangan. Panggung kampanye pun diserbu dan dirobohkan. Kaum penyerbu bertarung dengan dua puluh ribu massal Golkar yang sedang berkumpul di sana. Para petugas keamanan tidak mampu mengendalikan pertarungan dengan kekerasan tersebut. Sebuah gereja dipusat kota dibakar oleh massa dan pemadam kebakaran sudah mencoba memadamkan api namun naas petugas pemadam diacungi celurit oleh massa
Sebagian massa menyerbu Hotel Istana Barito . Di sana, mereka berhadapan dengan ribuan massa Golkar yang berkumpul di depan hotel, sedang bersiap-siap untuk kampanye sore itu. Dari arah barat, tiba-tiba muncul ribuan massa lain, sebagian mengenakan kaus hijau dan atribut PPP. Dengan senjata tajam dan apa saja, mereka menyerbu massa di depan hotel. Mobil-mobil yang kebetulan ada di sana hancur luluh lantak, kaca-kaca hotel pecah dilempari batu.
Sejak pukul 15.00, listrik pun padam, menambah suasana mencekam, dan kerusuhan meningkat. Sebagian besar tamu Hotel Istana Barito masih berada di dalam kamar mereka dalam kegelapan. Tiba-tiba satpam hotel menggedori pintu-pintu kamar dan berteriak, kebakaran! Para tamu pun berhamburan ke luar, menyelamatkan diri masing-masing. Dengan cepat, kerusuhan menjalar ke mana-mana. Massa terus melakukan pengrusakan, sambil meneriakkan yel-yel PPP. Beberapa orang mengenakan atribut PDI.
Suasana semakin kalut. Massa merusak dan membakar mobil-mobil pribadi yang ditemui di jalan raya mana saja dan menjarah isinya. Sebuah mobil meledak, setelah dibakar di jalanan. Di depan Mitra Plaza, beberapa mobil segera bergelimpangan, sebagian terbakar. Seorang wanita naik sepeda motor dengan hanya mengenakan bra di bagian atas, karena kaus Golkar nya dirampas massa. Di jalanan, batu-batu berserakan, pecahan kaca bertebaran di mana-mana.
Di dalam kompleks Mitra Plaza, dengan persetujuan dari manajemen di Jakarta, pimpinan TB Gramedia memutuskan untuk menutup toko dan karyawan diminta segera meninggalkan lokasi kerja. Semua pulang, dengan catatan tidak memakai atribut PPP mana pun. Di depan Mitra Plaza, petugas mulai menutup jalanan dan membuat pagar betis untuk melindungi kompleks pertokoan itu. Namun ribuan massa tidak terbendung, mereka merangsek ke depan, memecah pagar betis petugas, memecahkan kaca-kaca etalase, masuk ke dalam gedung, dan menjarah apa saja yang bisa diambil. Gas air mata yang disemprotkan petugas tidak mampu menahan mereka.
Hingga saat itu, Mitra Plaza baru dirusak, tetapi belum terbakar. Kemudian, sebuah sedan putih didorong dan ditabrakkan ke kaca etalase Toys Kids di lantai dasar, sebelum akhirnya mobil itu dibakar. Api segera menyebar ke seluruh gedung. Setelah Mitra Plaza terbakar, gedung-gedung lain segera menyusul. Malam itu, seluruh empat lantai gedung Mitra Plaza ludes terbakar. Sementara itu, kerusuhan tidak hanya menjangkau kawasan pertokoan. Wilayah permukiman penduduk pun mulai terkena. Kampung Kertak Baru Ulu, khususnya RT 10 yang dihuni 30 KK mulai dilalap api sejak pukul 16.35 WITA. Kawasan permukiman ini berlokasi di belakang Jalan Pangeran Samudera. Api mula-mula berasal dari kelenteng yang segera menjalar ke rumah-rumah yang terletak di belakangnya. Api bahkan menjalar ke asrama POM ABRI yang hanya terpisah oleh sungai selebar 3 meter dari Kertak Baru Ulu.
Sekitar pukul 17.00 WITA, massa bergerak kembali ke arah DPD I Golkar, tetapi tidak langsung ke sana. Mereka mampir kembali di Junjung Buih Plaza. Genset Junjung Buih Plaza dibakar dan gedung 8 lantai tersebut akhirnya terbakar. Sebuah hotel di gedung itu, Hotel Kalimantan, banyak artis yang mengikuti kampanye menginap, termasuk juru kampanyenya berusaha menyelamatkan diri.
Karena massa terus mengamuk, pemadaman pun tidak berlanjut, yang menyiram air kemudian lari dari kepungan massa. Banyak tabung gas meledak setelah disiram air, kemudian ditinggal lari menghindari amukan massa. Sejumlah sepeda motor tidak dapat diselamatkan dan ikut dilalap si jago merah
Saat itu, orang-orang dari berbagai kampung pun mulai gelisah dan mulai melakukan pengamanan masing-masing. Mereka semua keluar rumah, menjaga setiap gang, dan jalan-jalan masuk. Lengkap dengan senjata tajam, berupa mandau, samurai, dan celurit. Penjagaan dilakukan semalam suntuk, karena mereka mendengar isu yang mengatakan bahwa Golkar akan mengadakan serangan balasan.
Pukul 20.30 WITA, massa beramai-ramai ke arah Supermarket Mitra, yang merupakan pusat pertokoan terbesar di Banjarmasin. Letaknya di Jalan Sumatra. Di gedung berlantai empat ini banyak terdapat toko-toko elektronik, komputer, diskotek, ruang pertemuan, ruang pamer mobil mewah, toko buku Gramedia, CFC, Bioskop 21, dan sarana hiburan anak-anak. Massa berhasil masuk dengan menorobos blokade keamanan. Isi gedung dijarah dan dibawa lari. Gedung itu sendiri telah terbakar sekitar pukul 20.00 WITA, dan api menyala sampai pukul 09.00 keesokan harinya
Massa terus mengamuk dan mengobrak-abrik isi gedung. Pada saat itu tersiar kabar bahwa pasukan keamanan diperbolehkan untuk menangkap dan menembak di tempat, tetapi pasukan keamanan tidak melakukan apa-apa. Akhirnya, massa yang lengkap dengan berbagai senjata tajam itu terus mengamuk. Pukul 22.00 WITA, 1.000 orang pasukan bantuan datang dengan tiga pesawat Hercules
Pada malam harinya, jumlah gerombolan massa menyusut. Listrik masih padam dan seluruh kota dalam keadaan tetap gelap gulita, hanya diterangi kobaran api di mana-mana. Beberapa tempat diblokade petugas keamanan, tetapi gerombolan massa masih berkerumun di beberapa tempat. Mereka memasuki kawasan permukiman, menyerang dengan celurit, kelewang, mandau, samurai, dan berbagai macam senjata lain. Beberapa rumah, kantor, dan warung yang berdekatan dengan Banjarmasin Post masih terbakar. Laporan awal menyebut, secara keseluruhan ratusan rumah dan toko hancur, sebuah gereja Katolik, sebuah bank, dan sebuah hotel ikut hancur. Sekitar 80 orang diberitakan luka-luka dan 50 orang ditahan.
Kemudian, sekitar pukul 23.00 WITA, massa menuju ke arah luar kota. Sasarannya adalah rumah-rumah calon legislatif Golkar. Sekitar pukul 00.00 WITA, seorang warga yang keluar rumah untuk melihat keadaan melihat seseorang tergeletak tertembak peluru. . Banyak orang yang sudah telanjur keluar sulit pulang lagi ke rumahnya masing-masing. Karena jalan-jalan sudah diblokade oleh warga kampung. Bagi yang bukan warganya tidak diperbolehkan masuk dan melewati jalan tersebut.
Namun sekitar pukul 01.00 WITA dini hari pada Sabtu, 24 Mei, massa bergerak ke luar kota. Karena semua jalan sudah diblokade oleh pihak keamanan. Suasana semakin tegang, khususnya di pusat kota, semua listrik padam, dan baru menyala sekitar pukul 09.30 pagi
Hingga keesokan harinya, Sabtu pagi, api masih menyala di kompleks Plaza Mitra. Seluruh lantai gedung tersebut masih belum bisa dimasuki. Namun bau sangit dan busuk menyengat hingga ke luar ruangan. Regu penyelamat belum bisa bertindak apa-apa, karena gedung masih diselimuti api dan asap. Evakuasi baru bisa dilakukan sore hari ketika sebagian api sudah padam. Kapolda Kalsel memberikan laporan kepada Kapolri mengenai kemungkinan terdapatnya sejumlah mayat yang terbakar hangus di dalam kompleks pertokoan.
Tim Pencari Fakta YLBHI mencatat 123 korban tewas, 118 luka-luka, dan 179 orang hilang dalam kejadian ini.
Dua jam kemudian, 120 di antaranya dikuburkan secara massal dengan tata cara Islam di kompleks pemakaman Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Administratif (sekarang kota otonom) Banjarbaru, yang terletak 22 kilometer sebelah tenggara Banjarmasin. Tiga korban lain sudah diambil keluarga mereka dan dikuburkan tersendiri. Komnas HAM melaporkan, tidak ada bukti telah digunakannya peluru tajam yang menyebabkan tewasnya korban kerusuhan. Dalam laporannya, Komnas HAM juga menyatakan, dalam memadamkan kerusuhan, aparat keamanan tidak menggunakan alat-alat yang mematikan, tetapi menggunakan letusan peringatan, granat asap, dan gas air mata.
Begitulah Kronologi cerita dari awal sampai dengan akhir kisah tragis kota Banjarmasin , dan semoga cerita kelam ini tak pernah terulang kembali, semua narasi diatas saya ambil dari laman wikipedia dan terima kasih untuk waktunya
Salam Penulis
Khairunnisa
0 Komentar