![]() |
Potret Mitra Plaza Jaman Dulu - Sumber Foto Internet |
JELAJAH KALIMANTAN , Banjarmasin - Kalau kita bicara tentang Jumat Kelabu berarti kita sedang juga membicarakan Mitra Plaza Banjarmasin , bagaimana tidak bangunan ini dulunya selain menjadi Pusat Perbelajaan juga sekaligus menjadi saksi bisu tragedi 23 Mei 1997 namun jauh sebelum itu kita akan sedikit mengulas masa kejayaan sebelum kejadian menghancurkan bangunan ini.
Mitra Plaza Banjarmasin adalah satu dari banyak bangunan ikonik peninggalan kejayaan Convensional di Banjarmasin , bangunan yang berdiri di tepian sungai Martapura ini masih berdiri kokoh dan masih ada wujudnya hingga dengan sekarang. di Jaman Digital sekarang bangunan Mitra Plaza masih ada difungsikan oleh pemerintah menjadi Mall Pelayanan Terpadu dan kisah horor klasik nya pun sudah meredup seiring perkembangan jaman
Sebelum Lanjut saya ingin menawarkan sebuah produk yang mungkin ingin kalian beli , produk affiliate saya yaitu Kipas Mini Portable yang bisa di lihat di link dibawah ini ini jadi tinggal klik aja dan silakan di cekout.
Namun meski begitu kisah kelam masa lalunya masih ada hingga sekarang , namun saya akan sedikit memberi ulasan tentang kejayaan nya di masa lalu yaitu masa kejayaan kota Banjarmasin di era convensional , jadi Mitra Plaza ini begitu ramai dikunjungi oleh warga baik di daerah Banjarmasin maupun luar daerah , dari yang menggunakan armada darat dan juga armada air melalui jalur sungai , dari foto diatas kita bisa melihat banyak sekali masyakarat kala itu saat masih dipuncak kejayaan karena Mitra Plaza ini adalah bagian dari gambaran modern nya kota ini terlebih saat menjelang hari raya Idul Fitri pasar menjadi tumpah ruah tak terkecuali Mitraplaza ini , walau cerita ini sudah puluhan tahun berlalu namun masih segar diingatan bagaimana ramai nya pada jaman dahulu kehidupan pasar convensional jaman dulu
Namun kalau kita bandingkan dengan sekarang apakah masih bisa , baik pasar tradisional , convensional beralih meramaikan atau mengembalikan kejayaan pasar jaman sekarang. Namun memang selain tekhnologi yang semakin berkembang dan convensional / offline ini akan semakin tergerus , Mitra Plaza ini memang akan sulit mengembalikan kejayaan akan citra yang yang lekat dengan tragedi 27 Mei 1997 , sebuah tragadi berdarah dan mencekam kota ini
Sedikit ulasan tentang Tragedi ini yang diambil dari beberapa laman artikel di internet Kerusuhan Banjarmasin terjadi pada tanggal 23 Mei 1997. Saat itu Banjarmasin dilanda kerusuhan massal, menyusul kampanye Golkar pada hari terakhir putaran kampanye Partai Persatuan Pembangunan menjelang pemilihan umum legislatif Indonesia 1997. Dilihat dari skala kerusuhan dan jumlah korban serta kerugiannya, peristiwa yang kemudian disebut sebagai Jumat Membara atau Jumat Kelabu itu termasuk salah satu yang terbesar dalam sejarah Orde Baru. Namun, akibat ketertutupan pemerintah, tidak ada laporan yang akurasinya bisa dipercaya penuh mengenai apa yang sesungguhnya terjadi di lapangan pada waktu itu. Dibandingkan dengan skalanya, berita-berita pers sangat terbatas dan tidak sebanding
Pada hari itu berlangsung putaran terakhir masa kampanye Pemilu 1997 dan bertepatan dengan hari Jumat, yang secara kebetulan merupakan hari kampanye Golkar. Menurut rencana semula, setengah hari kampanye diawali dengan kampanye simpatik berupa pendekatan kepada kalangan bawah dengan menyasar buruh, pengojek, dan tukang becak. Kemudian, setengah hari berikutnya, usai salat Jumat, kampanye akan dilanjutkan dengan panggung hiburan rakyat di Lapangan Kamboja. Pada acara tersebut akan hadir Menteri Sekretaris Kabinet Saadilah Mursjid, Ketua MUI Kiai Hasan Basri, dan artis-artis ibu kota. Rencana itu tidak pernah terwujud, karena yang terjadi kemudian adalah malapetaka berupa kerusuhan massal.
Hingga tengah hari, semua kegiatan di tengah kota Banjarmasin masih berjalan normal. Begitu pula di mal terbesar di Banjarmasin kala itu Mitra Plaza, yang kemudian berubah sekejap menjadi pusat kerusuhan. Pengunjung dan pembeli ramai seperti biasanya, para pegawai pusat perbelanjaan berlantai empat itu pun bekerja sebagaimana hari-hari sebelumnya. Di lantai satu pusat perbelanjaan yang terletak di tepi sungai Martapura ini terdapat perkantoran, antara lain kantor Bank Bumi Daya (BBD). Lantai 2 digunakan sebagai tempat penjualan pakaian, sementara di lantai 3 terdapat swalayan Hero, toko buku Gramedia, restoran cepat saji CFC, dan sebuah bioskop. Di lantai 4 terdapat diskotek, kedai kopi, dan tempat hiburan, termasuk biliar dan sejenisnya.


0 Komentar