JELAJAH KALIMANTAN, Banjarmasin - Banjarmasin mungkin lebih dikenal sebagai Kota yang terkenal dengan problematik sampahnya , areal kumuh pesisir sungai nya , dan tatanan kota yang amburadul

Namun dilain sisi Banjarmasin juga memiliki sejarah dan pesona masa lalunya , yang mampu membuat kita mencintai kota ini , tak terkecuali bangunan Mesjid tengah Kota yang menjadi Mesjid kebanggan warga Banjarmasin. Sebelum berdiri menjadi mesjid kawasan mesjid Sabilal Sendiri dulunya adalah sebuah benteng pertahanan milik Hindia Belanda , namun masa kepemilikan nya pun berpindah - pindah dan saya akan jabarkan faktanya dibawah ini.

Mari kita ke sejarah benteng tatas ini terlebih dahulu , jadi sebelum menjadi kawasan pertahanan belanda kawasan ini merupakan bagian dari wilayah tradisional kerajaan Banjarmasin dan kemudian beralih kepemilikan akibat imbas dari di tandatangani nya kontrak / perjanjian sewa menyewa pada tahun 1747 oleh sultan Banjarmasin dengan VOC belanda


Oleh VOC Belanda kemudian di atas Pulau Tatas didirikan perkantoran atau loji (bahasa Belanda; lodge) dagang, sekaligus sebagai tempat/wadah/gudang penumpukan barang­barang komoditas yang mereka beli. Terutama, dari pedagang­pedagang Banjar maupun pedagang ­pedagang bangsa lain yang berniaga di sekitaran Bandar Tatas.

Kepemilikan kawasan ini cukup beralih- alih dari awalnya sebuah kantor dagang , kemudian menjadi benteng pada tahun 1756 antara Sultan Banjermassin dengan Johan Andreas Vara Vinci kepemilikan wilayah ini beralih ke Inggris , dan Sultan Banjar mengizinkan Inggris untuk membangun sebuah benteng bernama Fort Tatas atau benteng Tatas

Perkembangan berikutnya, beralih kepemilikan lagi. Pada 1786-1787, karena Sultan Banjar menyerahkan kedaulatan kekuasaan nya kepada VOC. Wilayah Banjarmasin saat itu kemudian menjadi kekuasaan VOC

Dalam hal ini, Tatas sekaligus berfungsi sebagai pusat kota. Pada wilayah Tatas (kota) itu dibangun rumah wadah pemukiman orang-orang Belanda, kanal, rumah sakit, alun-alun dan gudang.

Berikutnya, pada 1876 diputuskan untuk menggantikan Benteng Tatas lama dengan gedung baru di situs yang sama. Benteng ini dirombak ulang oleh Gubernur Jenderal Willem Rooseboom (1899-1904) pada Desember 1901.

Pada 1942, sebelum tentara Jepang memasuki Banjarmasin, kawasan ini dibumi hanguskan . Pada 8 Februari 1942 di malam hari, Kota Banjarmasin, Pasar Sudimampir, dan Pasar Lima dirusak dan dibakar. Fort Tatas yang biasa dipergunakan untuk menyimpan karet dan beras untuk tentara dibakar habis.

Dan tentara itu bernama AVC - AVC sendiri berarti AVC (Algemene Vernielings Corps) adalah perusak yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Belanda untuk menghancurkan fasilitas-fasilitas agar tidak dapat digunakan oleh Jepang. Tugas utama AVC adalah melakukan "bumi hangus" saat Belanda menyerah kepada Jepang.

Itulah mengapa di kawasan ini benar benar tidak nampak satupun peninggalan Belanda yang masih tersisa (sisa bangunan fort tatas)  dan bahkan kalau difikir lagi sangat disayangkan bahwa situs - situs sisa kerjaan Banjar benar - benar tidak ada yang tersisa, hingga saat ini hanya tersisa bangunan mesjid Sultan Suriansyah menjadi bukti bahwa kerajaan Banjar pernah berdiri di Tanah Kalimantan ini.

Terima kasih , dan jangan lupa follow 
Salam Penulis 
Khairunnisa